PROFIL
PROFIL
STANDAR PELAYANAN PUBLIK
STANDAR PELAYANAN PUBLIK
KONTAK
KONTAK
TRANSPARANSI KEUANGAN
TRANSPARANSI KEUANGAN
SATU DATA
SATU DATA
LAIN-LAIN
LAIN-LAIN

PELATIHAN MEMBUAT DUPA BAGI MASYARAKAT PADANGSAMBIAN KAJA

PELATIHAN MEMBUAT DUPA BAGI MASYARAKAT PADANGSAMBIAN KAJA
Kebutuhan masyarakat Bali terhadap persediaan dupa makin hari kian meningkat. Hal ini tentu merupakan peluang bisnis yang mesti digarap secara serius. Untuk memenuhi akan kebutuhan ini. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar memberikan pelatihan membuat dupa kepada masyarakat Padangsambian Kaja Kecamatan Denpasar Barat. Pelatihan ini dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Padangsambian Kaja selama tiga hari mulai 24 hingga 26 Juni mendatang. Kasubdin Industri Disperindag Kota Denpasar I Made Sariawan, SE. mengatakan dupa merupakan peluang bisnis besar di Bali. “Pasalnya masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu dapat dipastikan hampir setiap hari menggunakan dupa untuk pelaksanaan upacara kegamaan,” katanya. Namun ironisnya untuk memenuhi kebutuhan dupa saat ini masih didatangkan dari daerah luar Bali, seperti dari beberapa daerah di Jawa. “Di Denpasar belum ada yang perusahaan atau home industri yang membuat dupa, mulai dari stik, serbuk, pewangi hingga serbuk perekat masih didatangkan dari Jawa. Padahal yang membuat dupa tersebut hampir semuanya dari masyarakat non hindu, sehingga kita tidak tahu dari awal sampai tahap finishing proses pembuatan dupa. Kenapa masyarakat atau pebisnis di Bali tidak berminat mengembangkan bisnis dupa,” kata Sariawan bernada tanya. Dia menambahkan bahwa di Bali atau Denpasar baru mengembangkan bisnis dupa hanya pengemasan dan pelebelan saja. Bahkan diantaranya ada yang memproduksi dupa mulai dari pencelupan sampai packing. Sedangkan untuk membuat stik dan proses serbuk masih dibuat di luar Bali. Sementara instruktur yang memberikan pelatihan Made Sedana Yasa mengakui bahwa membuat dupa tidak memerlukan keahlian khusus. Bahan-bahan yang diperlukan meliputi serbuk kayu/pengisi, serbuk perekat, bambu untuk stik dan aroma untuk pewangi. “Jika kondisi cuaca terik proses pembuatan pembuatan dupa sangat cepat. Karena untuk untuk pengeringan memerlukan panas yang cukup. Namun seandainya menggunakan open bisa lebih cepat lagi proses pembuatannya,” kata mantan Pegawai Diperindag Propinsi Bali ini. Dia menambahkan belum berminatnya perajin atau pebisnis Bali mengembangkan usaha pembuatan dupa karena melihat keuntungan yang kecil serta ada kendala dalam teknologi terutama dalam pembuatan stik dalam jumlah yang besar. Namun jika usaha ini ditekuni dengan serius saya yakin akan dapat memberikan keuntungan yang lumayan,” pungkasnya. (Dw)
Share