Pesona Pulau Serangan – Serangan Island Green Festival
Rabu, 11 November 2009

Pesona Pulau Serangan – Serangan Island Green Festival
Pulau Serangan, 13-15 November 2009
Pulau Serangan: Pulau Pesona dan Harapan
Hal-hal menarik dari Pulau Serangan akan segera kita nikmati di rangkaian acara Pesona Pulau Serangan tanggal 13-15 November 2009 ini. Acara yang diposisikan sebagai Serangan Island Green Festival ini hendak memetakan potensi Pulau Serangan untuk menunjang perekonomian berkelanjutan bagi masyarakat Pulau Serangan dan memosisikan Pulau Serangan sebagai ikon ekologi Pulau Bali. Acara ini digagas Pemerintah Kota Denpasar bersama masyarakat Pulau Serangan dengan didukung komunitas dan masyarakat kota Denpasar.
Pulau Serangan di pesisir selatan Pulau Bali adalah sebuah entitas dengan beragam pesona lingkungan, sosial-kultural dan pariwisata yang sedari dahulu telah menjadi nilai tambah bagi konstelasi kepariwisataan di sepanjang area Denpasar, Sanur, Benoa dan Nusa Dua.
Walau telah mengalami sebuah transformasi fisikal dengan adanya penambahan luas daratan melalui reklamasi, Pulau Serangan tetap bertahan sebagai sebuah ikon mentalitet yang sarat akan nuansa keindahan bahari dan keluhuran spiritual; sebuah keniscayaan akan “Pulo Mas†(tanah dengan hamparan kilau pasir kuning keemasan) yang senantiasa membuai dan meliputi para pengunjungnya dengan rasa sayang, harmoni dan kenangan – sebuah “state of mind†yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai sira angen, yang diyakini sebagai awal mula penyebutan Serangan yang berarti siapa yang melihat akan terpikat.
Dengan bekal pengalaman dan tantangan, masyarakat Pulau Serangan proaktif berbenah dan mengejewantahkan konsep community development berbasis multi-dimensi yang dikenal sebagai 3E (EKOLOGI, EDUKASI dan EKONOMI). Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Darmawijaya Mantra menyampaikan bahwa konsep 3E ini merujuk pada jati diri Pulau Serangan sebagai kawasan nan potensial dan penuh harapan; yang dengan kekinian koneksitasnya dengan main island Bali kian menjadi representasi kebijakan Pemerintah akan konservasi lingkungan, sejarah dan nilai budaya, kepentingan dunia pendidikan, dan kepentingan pariwisata budaya penuh atraksi dan berkelanjutan.
Melalui 3E, citra positif pun menggeliat, mempengaruhi kekinian akan sebuah pemetaan yang makin mengedepankan Pulau Serangan sebagai sebuah kawasan yang berhasil memadukan nuansa bahari, spiritual dan budaya dengan kreativitas rasa akan multikulturisme, komuniventure, dan aktivitas-aktivitas bernuansa sustainable dan “greenâ€. Itulah mengapa kemasan acara Pesona Pulau Serangan yang digagas masyarakat beserta Pemerintah Kota Denpasar lebih ditempatkan sebagai alat pemetaan potensi Pulau Serangan untuk pengembangannya di masa mendatang. Acara ini akan lebih bernuansa perayaan yang bersifat ekologis dan edukatif sehingga disebut juga Serangan Island Green Festival.
Titik mula dari pemetaan terkini Pulau Seragan mangacu pada pergerakan dan dinamika Pulau Serangan yang berpusat dan berpendar dari Pura Sakenan; sebuah legacy spritual yang seolah satu, tak terpisahkan, dan identik dengan Pulau Serangan. Sebagai sebuah centrum spiritual, Pura Sakenan dan situs-situs keagamaan lainnya mencerminkan sebuah landasan keluhuran budi dari revitalisasi Serangan.
Dalam konteks Ekologi ini, acara Pesona Pulau Serangan langsung bermuara pada kekayaan dan panorama bahari berikut hutan bakaunya. Acara yang terkait dengan hal ini adalah Pelepasan Tukik dan Penyu Hijau dimana Pulau Serangan dikenal juga sebagai Turtle Island dan habitat Penyu Hijau yang hampr punah itu. Acara lainnya adalah Terumbu Karang Asuh yang akan menawarkan bagi siapa saja yang berminat untuk menjadi “Bapak Angkat†bagi terumbu karang yang ditanam di laut Serangan. Tidak hanya mencanangkan, Bapak Walikota Denpasar akan mengawali program ini sekaligus menanamnya dengan langsung menyelam di laut Serangan ditemani para penyelam profesional.
Acara lainnya adalah Penanaman Bakau serta Susur Wisata Hijau dan Bahari Serangan; yang kemudian bila dikaitkan dengan aspek Edukasi (konservasi alam lingkungan) akan terumuskan sebagai gelar kreativitas seni budaya tradisional maupun populer khas Serangan, Jukung Race, fasilitas Student Green Camp, fasilitas out-door recreation, dan pusat studi teknologi Bahari tradisional seperti perahu tradisional Jukung dan segenap metode kenelayanannya. Ranah alam Serangan pun menjadi tempat tereksplorasinya berbagai ragam aktivitas dan hobi yang bernuanasa adventure seperti fotografi, aeromodelling, memancing, bersepeda dan trekking. Kesemuanya bila dirangkai dengan kemudahan akses Pulau Serangan dengan main island Bali, menjadikan Serangan sebuah lokalitas bercirikan Ekoturisme yang mengedepankan aspek petualangan dalam sebuah komunitas pesisir dan bahari yang unik dan menawan hati.
Dengan pemetaan selaiknya tersebut di atas, Serangan hadir sebagai sebuah kekinian akan rasa sira angen penuh pesona dan harapan.