DARI GMTF, STAND MAKANAN TRADISIONAL DISERBU PENGUNJUNG
Minggu, 28 Desember 2008
Gelaran Gajah Mada Town Festival (GMTF) yang digeber Pemkot Denpasar mulai 28-30 Desember di kawasan Jalan GajahMada mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Kota Denpasar. Acara yang dirangkaikan dengan Sightseeing Denpasar 2008 benar-benar dimanfaatkan warga kota untuk mengenang kembali nostalgia jalan Gajah Mada Denpasar sebagai kawasan pusat perdagangan dan pusat perekonomian Kota Denpasar di era tahun 70an. “Kawasan ini memberikan inspirasi untuk mengembangkan ekonomi kreatif masa kini,†kata Walikota Denpasar IB. Rai Darmawijaya Mantra, SE. Msi ketika ditemui disela-sela menikmati menu makanan tradisional di arena festival Minggu (28/12). (Dw)
Dalam acara GMTF ini memang berbagai atraksi dan kegiatan digelar selama tiga hari mulai dari parade endek, Great sale, atraksi motot tua, pementasan kesenian tradisonal dan food heritage. Dalam food heritage ini berbagai aneka makanan tradisonal Bali digelar. “Sengaja kami padukan kegiatan ini untuk mengenang kerinduan masyarakat Kota Denpasar terhadap masakan tradisional Bali,†Kata Rai Mantra. Lebih jauh dia mengatakan kegiatan ini merupakan salah bentuk kegiatan untuk melestarikan makanan tradisional Bali yang mulai dilupakan.
Disamping itu dengan kegiatan ini kami ingin mengajak warga Kota Denpasar untuk mulai mencitai hasil budayanya khususnya dibidang olahan pangan tradisional. Dari hasil pantauan sejak sore sebelum GMTF dibuka, masyarakat sudah menyerbu stand-stand makanan tradisional Bali yang menyuguhkan berbagai masakan khas Bali mulai dari sayur serombotan, pesan telengis, nasi sela, daluman, es cendol, lawar hingga sate kakul. Warga kota diajak kembali untuk bernostalgia menikmati masakan tradisional yang nyaris terlupakan.
Selama ini memang warga kota memang nyaris kesulitan untuk dapat menikmati aneka makanan tradisonal, karena tengah dilanda aneka makanan fast food atau makanan siap saji. Wayan Merta salah seorang pengunjung dari Panjer mengaku sangat senang adanya stand makanan tradisonal ini. “Di Denpasar saat ini sudah sangat sulit untuk dapat menikmati makanan tradisonal jenis ini.
Kalau bisa kami mengharapkan kepada Pemkot Denpasar untuk dapat menggelar even event seperti ini lebih sering lagi. Disamping untuk mengobati rasa rindu terhadap masakan Bali juga dapat mengangkat hasil olah pangan rakyat ini, sehingga dapat dikenal masyarakat nasional bahkan internasional,†katanya. Ditanya soal harga makanan di arena festival, Merta mengaku tidak begitu mahal. “ Ya cukup murah dan dari segi penyajian juga cukup baik,†kata Merta Saking banyaknya pengunjung yang datang banyak stand-stand makanan yang kehabisan makanan.
Salah seorang pedagang makanan tardisonal Wayan Sukerti yang menjual rujak cuka, daluman dan tipat cantok mengaku tidak menyangka dengan sambutan masyarakat yang begitu antusias. “Belum ada dua jam makanan kami sudah ludes dibeli oleh masyarakat pengujung,†katanya dengan senyum mengembang. (Dw)